We’ve updated our Terms of Use to reflect our new entity name and address. You can review the changes here.
We’ve updated our Terms of Use. You can review the changes here.

Death of Idols

by madsure & gosal

/
  • Streaming + Download

    Includes high-quality download in MP3, FLAC and more. Paying supporters also get unlimited streaming via the free Bandcamp app.

    download album via bandcamp is accompanied by a lyrics booklet and front-back album cover.

    but, If you are not interested in our music, you can download the lyrics of the booklet only.

    download link: http://bit.ly/doibooklet
    Purchasable with gift card

      name your price

     

1.
2.
Ku jaga tungku api supaya tetap menyala Jantungku yang masih berupaya menyalahkan Pagar yang tinggi, kabar mereka yang pergi Tegar meskipun rugi, jatuh dan diseret lagi Ku beri jarak sebagai balasan hari kemarin Beri satu rak penuh alasan dari labirin Yang dirakit Doom, Madsure berikan boombap Sebelum disusun di atas piring Kenanganku tumbuh rapi di dalam kepala Bentangkan tubuh dan tak pernah tunduk kepada urutan angka Urusan prasangka buruk pada sangsaka Buang jauh rasa hormatmu dari Garuda Hidup dalam ketukan, mati karena kutukan Sebelum semua umpatan beralamat kepada Tuhan Apa yang ku butuhkan, bingung tak ada pilihan Tak ada yang utuh dan terkubur dalam-dalam * Taburkan tanya arahkan panah Jengkal pilihan mati berjarak Hidup yang hanya merambah ranah Takdir singkirkan dari kita yang rusak Mencari jauh sebelum anak panah terhempas Cara kita menaruh takdir di tepi batas Dipanggil tak berbalas, dipenggal tak membekas Berjalan tanpa alas, pelan saja menghelas nafas Satu mungkin berarti yang tak mungkin berani Yakin akan berakhir, yakni kita yang mati Rapi dalam memilih tapi sukar 'tuk pulih Kaki masih tertatih pasti akan berselisih Dan fotonya tergantung di mana ku bergantung Hidup terus berlangsung namun tetap dipasung Maka ku bedah hasrat, melamun sebab sunyi Caraku mengingat: cari tempat sembunyi Ku coba buat jeda karena semua berbeda Semua memang mudah bagi mereka yang muda Waktunya akan tiba, apa yang kita tunggu? Tentu kita ada 'tuk berakhir menjaga tungku * Taburkan tanya arahkan panah Jengkal pilihan mati berjarak Hidup yang hanya merambah ranah Takdir singkirkan dari kita yang rusak
3.
Hidup tanpa tujuan tak ada jalan pulang Mencuri kebuntuan harapan yang berserakan Mencari tumpuan meski tak miliki kemampuan Ludahi semua tawaran yang Negara berikan Mencoba berlari sebelum waktu terbunuh Menghujat mentari saat fajar menabuh subuh Teruslah menari di bawah langit yang akan runtuh Tak pernah sadari bahwa peluh akan mengguyur tubuh Sebelum semua tiran menjadi batu nisan Memang amatiran memilih api sebagai pesan Tak ada lagi kibaran bendera yang kami pasang Dalam pusaran setiap pusara yang kami pancang Nafas kami terbatas tersengal hampir mati Jalan yang panas, tar-tar layu hanya mengamati Tak ada yang pantas untuk kami hormati Selain berseru pada tuan, “persetan Amorfati!” * Tak ada tokoh sentral yang dapat mengontrol Yang monumental, menaruh pesan di dalam botol Membakar dirinya memilih jalan pedang Ibunya tahu ia takkan pulang saat petang 2x Warna hitam bagi kami jadikan representasi Mereka membumi, militer lakukan doktrinasi Tak perlu kagumi dan tak ada limitasi. Seperti kata Rumi, “kekosongan jiwa siap diisi” Bertahan dan melawan di balik reruntuhan Menolak menjadi hamba yang tunduk kepada tuan Kami bukanlah domba dan juga bukan suruhan Kalian tak berhak mengundi kami sebagai taruhan Menukar mata, menipu sebagai informan Dijebak tiap kata, mereka yang merasa dominan Sampaikan warta yang tak pernah ada kebenaran Otomatis tertata dikontrol aparat keamanan Merawat Leviathan di balik persatuan Paksa penyatuan dengan dalih undang-undang dan peraturan kemewahan palsu, nyawa pengganti angsuran Runcingkan cakar garuda di tengah penggusuran * Tak ada tokoh sentral yang dapat mengontrol Yang monumental, menaruh pesan di dalam botol Membakar dirinya memilih jalan pedang Ibunya tahu ia takkan pulang saat petang 2x
4.
Ingat tiap nama yang ku sebut dalam barku Seret kepala Ohlin lemparkan ke dalam kakus Sibuk gunakan Camus sebagai dalih dan kamus Aku Chhinnamasta kencingi tulisan Pamuk Lingkar setan Co-Flow proto-apokaliptik Deretan MC koplo yang rajin memakai lipstik Gunakan satu kata berulang tuk rancang lirik Panggil Herbie Hancock yang lihai telurkan “Rock It” Rapal nama Rojas yang menyulut tribun Peru Yang rela mati bak Bonnot demi penuhi perut Sini bawa bekal kepala Kashmir berbadan Nehru Sambil dengar Doom menukar bait secara urut Macam bangsa Moro yang menjilat pantat Marcos Kalian lebih moron tiap lihat seri “Narcos” Terlihat lebih hustle karena rajin kutip Russell Pastikan tiap hasil curi RZA punya sample * Tiap kepala terpenggal sambil tertawa Bagi pengikutmu yang kau paksa untuk bertakwa Tiap nama yang kalian rapal sepanjang malam Akan berakhir membusuk di tengah makam 2x Ku bawakan Nietzsche kotak penuh Salvarsan Mulut pecinta alam penuh Bakeli, vice versa Berzikir Grand Puba tiap berganti verse dan Rima Necro masih yang fasih mencari frasa Ku tukar kumis Fuhrer yang rapi punya Dali Peluru menembus kepala Van Gogh pertama kali Ini hip-hop partisan, lirik remeh pastikan Tetap dalam plastik kan? Ikat kuat dengan tali Aku lebih unggul tanpa perlu kutip Foucault Kalian cuma sedengkul tiap kali pamer ruko Kabarkan kiamat kronik bagi MC masonik Rapalan esoterik bak coretan Junto Ito Bertemu Dadais di belokan menuju Anubis Bertamu di baris bar terakhir yang tentu habis Tak ada yang matang karena kurangnya bahan baku Bunuh tiap nama yg telah ku sebut dalam barku * Tiap kepala terpenggal sambil tertawa Bagi pengikutmu yang kau paksa untuk bertakwa Tiap nama yang kalian rapal sepanjang malam Akan berakhir membusuk di tengah makam 2x
5.
Kami catat rima cacat yang tak pernah akur Dari ayat-ayat El-P dan mendiang Tupac Shakur Mayat penuh luka sayat menolak dikubur Di tanah ulayat yang digusur; pesan ini kami sadur Kami padu batu, belati dan api Tak mengadu pada ratu: “Siap mati!” Tetapi menunggu waktu, isak tangis meratapi Di bawah atap penuh harap hanya dibayarkan sepi Dan sadar lewat jeratan menepi berlayar dekati jeritan Saudara bukan “sa pu darah” yang jadi puritan Lalu kaitkan, itu arit, kan? Dalam parit, kan? Atau cuma partisan bar dan nisan Bubarkan barisan yang riskan macam arisan Jabatan jadi jembatan, mana hambatan? Kami tetap hamba, kan? Tak pernah dambakan Kami tinggalkan kepalan di kepala dibalas tembakan Kami sisa urban di pinggiran paseban Bagai hewan kurban, hidup mati tanpa beban Tanpa perlu asupan, saran atau masukan Semua dipalsukan, turunkan pasukan Kami tak suka untuk membuka muka dan luka Bakar dupa lalu bertukar rupa Berpura-pura tak sadar dan lupa MC kawakan ricuh soal Aqua tapi mereka buta soal Papua Ini bukan rima lebat macam rimba 0105, larilah kerumunan domba! Dalam kandang yang gelap, malam kadang terlelap Sebelum siap ditangkap atau sial kena perangkap Komodifikasi pasar, kau modifikasi pasal Tentang peluru nyasar yang meneror warga lokal Lindungi pemodal, tinggal lompati AMDAL Janji cuma di oral, dagangan mulai diobral Waktu memajang kami dalam kurungan Biarkan ruang memanjang dalam ukuran Kami yang terjangkit candu sejak dalam kandungan Tak perlu lagi dipandu; ku pecundangi turunan Masih belum puas, raup semua rumusan Ku gunakan banyak kuas, raib dalam gugusan Perlu gagasan mati bahagia tanpa urusan Habis bahasan lalu menjelma menjadi utusan Alasan klasik: klaim rasio lompati hunusan Tapi ada yang menarik Kantian kena tebasan Panggil kami Hodgskin; Stirner jadi kudapan Lemparlah dengan yakin atau pilih jatuh ke depan Berhutang pada Udin belajar melawan zaman Kalian memang Paladin bermental gerombolan Serupa Odin dan Frigga menenun masa depan Buang lampu Aladin dan rayakan kegelapan
6.
Ingat tiap nama yang ku sebut dalam barku Seret kepala Ohlin lemparkan ke dalam kakus Sibuk gunakan Camus sebagai dalih dan kamus Aku Chhinnamasta kencingi tulisan Pamuk Lingkar setan Co-Flow proto-apokaliptik Deretan MC koplo yang rajin memakai lipstik Gunakan satu kata berulang tuk rancang lirik Panggil Herbie Hancock yang lihai telurkan “Rock It” Rapal nama Rojas yang menyulut tribun Peru Yang rela mati bak Bonnot demi penuhi perut Sini bawa bekal kepala Kashmir berbadan Nehru Sambil dengar Doom menukar bait secara urut Macam bangsa Moro yang menjilat pantat Marcos Kalian lebih moron tiap lihat seri “Narcos” Terlihat lebih hustle karena rajin kutip Russell Pastikan tiap hasil curi RZA punya sample * Tiap kepala terpenggal sambil tertawa Bagi pengikutmu yang kau paksa untuk bertakwa Tiap nama yang kalian rapal sepanjang malam Akan berakhir membusuk di tengah makam 2x Ku bawakan Nietzsche kotak penuh Salvarsan Mulut pecinta alam penuh Bakeli, vice versa Berzikir Grand Puba tiap berganti verse dan Rima Necro masih yang fasih mencari frasa Ku tukar kumis Fuhrer yang rapi punya Dali Peluru menembus kepala Van Gogh pertama kali Ini hip-hop partisan, lirik remeh pastikan Tetap dalam plastik kan? Ikat kuat dengan tali Aku lebih unggul tanpa perlu kutip Foucault Kalian cuma sedengkul tiap kali pamer ruko Kabarkan kiamat kronik bagi MC masonik Rapalan esoterik bak coretan Junto Ito Bertemu Dadais di belokan menuju Anubis Bertamu di baris bar terakhir yang tentu habis Tak ada yang matang karena kurangnya bahan baku Bunuh tiap nama yg telah ku sebut dalam barku * Tiap kepala terpenggal sambil tertawa Bagi pengikutmu yang kau paksa untuk bertakwa Tiap nama yang kalian rapal sepanjang malam Akan berakhir membusuk di tengah makam 2x
7.

about

SX-006

credits

released December 21, 2020

all lyrics were written by gosal
music produced by madsure
all tracks recorded at Skeptical Records
mixed and mastered by Skeptical Records

license

all rights reserved

tags

about

Skeptical Records Yogyakarta, Indonesia

@skepticalrecords

Tentacles of miracles

contact / help

Contact Skeptical Records

Streaming and
Download help

Redeem code

Report this album or account

If you like Death of Idols, you may also like: